Perjalanan menuju kota Cikarang demi sebuah pekerjaan yang belum pasti hingga menjadi teror bagi diri sendiri, menyenangkan, menyedihkan dan penuh pengalaman.
Stasiun Lemah Abang Bekasi |
Hari sudah mulai sore, mendung datang tak ku hiraukan, niat sudah bulat untuk mengantarmu ke suatu tempat yang kini kau tinggali, diantar seorang teman berangkat menuju titik pertemuan, “Geneng megal-megol yah” ucap Asep kepadaku waktu itu, ternyata benar yang kupikirkan, ban motor yang berputar dengan beban yang terlalu berat itu akhirnya menyerah untuk pecah, tujuan pun berpindah arah ke tempat tambal ban, namun...
hatiku yang diburu oleh waktu merasa ingin mempercepat perjalanan dengan menggunakan bus dalam kota, namun apalah daya niat hati mempercepat tapi pada akhirnya memperlambat, tak apalah mungkin Allah merencanakan agar mas tak kehujanan, memang sore itu gerimis sudah datang ketika motor di tuntun menuju tambal ban, di lokasi pertemuan sudah menunggu dengan sabar seorang gadis yang sudah lama mas kenal, yang senyumnya masih mas ingat sampai kutulis kata demi kata ini, begitu menenangkan, begitu menyenangkan..
Agen bus yang sudah aku datangi sebelumnya pun kita jambangi, kita introgasi, kita gali informasi untuk membuang keraguan demi kelancaran menuju tujuan, kita pilih bus beserta nomor tempat duduknya, uang sebesar 250rb kita tukar dengan 2 tiket bus Ramayana, namun bus VIP class itu blum datang juga walau waktu jadwalnya sudah lewat 30 menit yang lalu, pas 15.40 hari selasa tanggal 22 November kita berangkat meninggalkan kota pertemuan kita pertama dengan rute perjalanan PANTURA, lewat magelang terus semarang tentunya, kita begitu semangat sore itu, memang jelas hal yang ade impikan selama ini bisa terwujud sore itu, masih jelas diingatan mas, “Ade pengin banget bisa naek bis malem-malem” kata ade sering..
Kitapun segera naik kedalam bus jurusan Jogja – Cikarang itu, kita mencari tempat duduk sesuai dengan tiket yang kita beli, pada awalnya kita merasa senang karena bus yang kita naiki kosong tak ada penumpang namun setelah sampai Terminal Secang beberapa penumpang naik memenuhi bangku yang kosong dan suara penjual lontong & tahu yang menjajakan dagangannya, segera aku menghampirinya untuk membeli untuk bekal perjalanan, sekitar jam 17.30 roda bus mulai berputar meninggalkan Terminal Secang dengan bangku penumpang penuh terisi, perjalanan mulai diselimuti gelapnya malam, aku begitu ngantuk karena malam sebelumnya dan sebelumnya lagi memang tak kupakai untuk istirahat sewajarnya, rencana perjalanan yang begitu mendadak menjadikan aku tak mempersiapkannya, dengan perasaan yang menyenangkan aku terbuai dinginnya hawa didalam bis dan hangatnya berada disisi orang yang kusayang akhirnya aku pun tertidur sebentar, rasanya belum pernah kurasakan begitu menyenangkannya perjalanan yang tak kita rencanakan denganmu sayangku, memang Allah begitu indah merencanakannya..
Sekitar jam 21.00 malam bus yang kita naiki menepi di suatu restoran daerah Batang, kita turun menuju WC, ade meneruskan ke mushola untuk bermunajat kepada sang kholiq, setelah selesei sambil menunggu bus siap berangkat lagi ade beli coffemix dengan niat agar nanti bisa melek buat belajar dan mas beli rokok yah? Bus pun segera meninggalkan kota Batang dan kita pun berusaha keras untuk melelapkan tidur dengan posisi ade bersender ketubuh mas, sungguh malam dalam perjalanan yang
menyenangkan, beberapa saat kita terlelap dalam dekapan dan akhirnya terbangun juga, buku yang tadi siang ade beli segera diambil dari tas dan bersegera untuk belajar walau dalam lampu penerangan yang kurang dan lampu penerangan seadanya, sayangku ini memang pekerja keras dalam dunianya, aku begitu terharu melihatnya..
Jam setengah 06.30 pagi tanggal 23 November 2011 Bom Bensin Dekat Tol Cikarang, Tempat kita berpijak pertama dikota yang ade tinggal sekarang, pagi yang dingin dengan badan yang sedikit bau dan pemandangan matahari terbit yang lumayan menarik dilihat, kita segera menuju Kamar mandi untuk buang air kecil, setelah membuang rasa cape kita menuju pinggir jalan raya untuk cari angkot jurusan RS Annisa tempat ade test penerimaan kerja, kita begitu teliti melihat tepian jalan untuk memastikan kalau
kita tidak kebablasen, akhirnya kita sampai juga ketempat yang kita tuju, segera kita masuk melihat-lihat, memandang-mandang, menyimak semua halaman luar RS Annisa, Ade mau mandi tapi masih ogah-ogahan terus akhirnya kita putuskan untuk cari makan dulu, kita jalan keluar untuk mencari penjual makanan buat mengisi perut kita yang sudah protes-protes minta diisi, WarTeg, warung makan yang
kita pilih untuk sarapan pagi itu … Maem pake jengkol sama bergedel, ade sama bergedel terus
tempe, lumayan nikmat walau tak terbiasa sarapan sepagi itu, haduh kalo dah berenti gini terus ga keluar ceritanya...
-habib.sickh-
0 komentar:
Posting Komentar