Diberdayakan oleh Blogger.

@Photobox Amplas

Habib - Trian - Ardin - Donna

@Kota Tua

Mengayuh Sepeda Berdua

@Ketep

...

@Goa Selarong

Bersama catur & khong2

@Lapangan Tembak Magelang

Armi Style <- Maksa

Selasa, 12 Februari 2013

orang menyebutnya "FLEK"

Stop TB
Stop TB
Suatu siang di sebuah klinik, "mbak mau minta rujukan ke dokter spesialis dong, mau kontrol nih" kata sang suami pasien ke petugas pendaftaran. Setelah berkas rekam medis disiapkan maka dipanggilah si pasien untuk dilakukan pengecekan vital sign  oleh perawat sebelum diperiksa dokter, perawat pun bertanya kepada pasien "sakit apa mbak?", "Flek sus" jawab pasien, "oh kalo gitu ke bidan aja ya kalo masih nge-flek" saran perawat, "tapi rujukannya gimana?" tanya pasien tersebut, "bisa kok minta ke bidan" jawab perawat. Singkat cerita si pasien tersebut pindah ke poli kebidanan karena keluhannya "flek". Bidan pun bertanya "fleknya banyak bu, sudah berapa lama??" sambil membaca berkas rekam medis pasien yang ternyata habis melahirkan sekitar 42 hari yang lalu.
"sudah lama bu" jawab pasien. "oh mungkin ibu sudah mulai mendapat menstruasi kembali setelah melahirkan, trus sekarang mau KB ato gimana?" tanya bidan, "KB aja boleh deh" kata pasien, akhirnya setelah dijelaskan beberapa akseptor KB, pasien pun memilih untuk KB suntik dan bidan melakukan penyuntikan kepada pasien tersebut. Selesai disuntik KB pasien tersebut menyerahkan berkas rekam medis ke bagian farmasi kemudian dilakukan validasi pembayaran. Selang beberapa lama ternyata sang suami dan pasien tersebut belum juga pulang dari klinik, sang suami yang sudah merasa tidak sabar karena menunggu lama langsung protes ke bagian pendaftaran, "mbak lha ini rujukannya gimana, kok lama banget?". "loh bukaanya tadi sudah ke dokter umum pak minta rujukan?" jawab petugas pendaftaran, "enggak kok orang tadi kebidan disuntik" jawab suami pasien. Petugas pendaftaran pun mengkonfirmasi ke perawat, kata perawat pasien tersebut memang dialihkan ke poli kebidanan karena keluhannya "flek". Petugas pendaftaran pun menjelaskan ke pasien kalo dengan jaminan kesehatan J*******K tidak bisa melakukan pengobatan dua kali dalam sehari, karena tadi sudah ke poli kebidanan jadi tidak bisa ke poli umum untuk minta rujukan ke spesialis, sang suami pasien pun tambah protes "lha terus kalo tidak bisa minta rujukan nanti istri saya obatnya gimana mbak, soalnya obatnya udah mau habis, katanya minum obatnya nggak boleh terputus, tapi sekarang mau minta rujukan aja nggak bisa". "lha tadi kata perawat, istri bapak flek, makanya dialihkan ke poli kebidanan" terang petugas pendaftaran. "iya mbak, istri saya itu flek paru-parunya" jawab sang suami pasien. owalaaaaah.... hahahaha ngakak lah petugas klinik, perawat dan bidan mengira flek karena haid eh jebul flek paru-paru yang menurut bahasa kerennya TB PARU. Pasiennya kok yo oneng manut2 wae disuntik KB. Bilang dong dari awal nek flek paru, bukan flek haid.
 Itulah sekelumit cerita kerja di klinik, aya2 wae kejadiannya. Ngomong2 soal "flek" alias TB Paru, aq jd inget kejadian waktu masih berumur kurang lebih 4th. Waktu itu aq inget bgt tiap malem kalo tidur berkeringat banyak walo cuaca sedang dingin, ujung2nya dibawa ibu+babe ke RS Sardjito, setelah diperiksa dokter, disuatu ruangan aq di suruh buka baju trus dadanya disuruh nempel ke papan yang katanya lagi dipoto (sekarang aq tau kalo itu namanya di rongent) trus diambil darah dari tangan (waktu itu aq inget bgt le nangis bengok2 ra rampung2, le mandeg nangis ditumbaske agar2 bentuk kapal neng kantin, he :-D) trus kejadian setelah itu aq harus minum obat berbentuk puyer setiap harinya selama 2 TAHUN non stop (yang sekarang aq tau itu obat namanya rifampisin+INH). waktu itu yang aq tau aq kena "flek", yang ternyata dikeluargaQ bukan aq lah orang satu-satunya yang mengidap "flek". Selain aq sebelumnya Om Budi + mbak sari udah duluan kena "flek", setelah aq Dinda juga kena "flek", jd sudah menjadi hal yang biasa di keluargaku terhadap penyakit flek.

  TB atau Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh sejenis bakteri yang disebut mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium bovis. Penularan penyakit tuberculosis dapat melalui berbagai media. namun biasanya melalui media udara. Sehingga sebagian basil tuberculosis banyak mengendap diparu-paru. Selain media udara dapat melalui peroral misalnya minum susu ataupun minuman yang lain yang mengandung basil tuberculosis. Tuberkulosis (TB atau TBC) pada anak memang berbeda dengan TB pada orang dewasa. TB pada anak menginfeksi primer di parenkim paru yang tidak menyebabkan refleks batuk, sehingga jarang ditemukan gejala khas TB seperti batuk berdahak. TBC adalah penyakit serius yang gampang menular secara langsung melalui udara. Anak-anak dengan kekebalan tubuh buruk paling rentan tertular TB dari orang dewasa yang positif TB. Tapi TB tidak menular antara sesama anak. Untuk pengobatan TB pada anak menggunakan tiga macam obat, yaitu INH, Rifampicin dan Pirazinamide. Pemberian obat INH dan Rifampicin selama dua bulan, dan Pirazinamide selama empat bulan, sehingga minimal pemberian obat sama dengan orang dewasa, yaitu enam bulan. Ketika seorang anak sudah menderita TB aktif, maka seluruh anggota keluarga dan orang dewasa lain yang kontak dekat dengan si anak harus diperiksa untuk mencari sumber penularan dan segera diobati, agar rantai penularan dapat dihentikan. (Diambil dari berbagai sumber)
Setelah sedikit tau mengenai TB, yg sekarang bikin aq penasaran adalah siapa ya dulu dikeluargaku yang mengidap TB sesungguhnya yang kemudian menularkan pada anak2 dikeluargaku, setauQ gak ada yg kena TB, ato memang gak tau aja kalo mengidap TB, karena pengobatanku harus dijalani selama 2 tahun itu menunjukkan bahwa lingkungan tempat tinggalku banyak terpapar bakteri tuberculosis. Tapi siapapun itu sekarang di keluargaku sudah gak ada yg kena "flek" lagi berarti bakteri sudah ikut pergi bersama salah satu keluargaku yang sudah tenang di alam sana. Semoga tidak akan ada lg yg terkena TB, karena repotnya mencakup seluruh lapisan, bukan hanya dari pasien yang harus minum obat tiap hari tanpa terputus tp juga petugas farmasi yg bikin puyer rifampicin, aq tau betapa repotnya itu. hmm mbiyen jamanQ cilik ki obat puyerku yang masih digerus dan bungkus puyer'e manual satu-satu, pantesan mbiyen nek tumbas obat ki suwiiiiiii bgeeeeeet,,,,
skrg aq tau jawabanya kenapa "lama"... 


-donna Amakusa-


1 komentar:

  1. berlatihlah menulis "aku" sing bener ni -o- anda sudah 25 tahun, hilangkanlah singkatan-singkatan alay itu -..- aku le moco dadi koyo nek koe ki banci njuk ekee ekee gitu

    BalasHapus