Diberdayakan oleh Blogger.

@Photobox Amplas

Habib - Trian - Ardin - Donna

@Kota Tua

Mengayuh Sepeda Berdua

@Ketep

...

@Goa Selarong

Bersama catur & khong2

@Lapangan Tembak Magelang

Armi Style <- Maksa

Rabu, 23 Januari 2013

Kecerdasan Emosional

Ilustrasi
Ilustrasi

Setelah baca ini entah kenapa ada yang berbeda dengan pola pikirku, aku termotivasi untuk jadi lebih baik tentunya, dalam bertidak dan berpikir.
IQ alias Intelectual Quotient adalah tingkat kecerdasan seseorang yang diukur memakai derajat kecerdasan intelektual, bisa dites pake tes IQ, pokoknya kecerdasan yang menyangkut aspek-aspek nyata manusia. Misalnya, dalam menerima dan menangkap pelajaran. Intinya, kebanyakan orang yang IQnya tinggi pasti bisa dibilang pinter. Kecerdasan rasional, dua tambah dua sama dengan empat.
EQ alias Emotional Quotient adalah tingkat ukur buat Emotional Intelligent atau kecerdasan emosional, yang udah diakui lebih penting daripada IQ karena kecerdasan emosional mengambil aspek-aspek tidak nyata dari kecerdasan manusia.

EQ lebih penting daripada IQ karena EQ memberikan gambaran tentang sikap manusia akan dirinya yang sudah pasti punya emosi. Emosi inilah yang memegang peranan penting bagi manusia karena emosi kalau bisa dikendalikan akan sangat membantu manusia, kalau tidak bisa dikendalikan bisa berbahaya. Contohnya ada kisah nyata, seorang mahasiswa yang pinter banget, pinter fisika, matematika dan semuanya, yang selalu dapat nilai A, suatu hari dia dapat nilai B dari profesornya. Emosinya pun meluap dan langsung mengambil pisau untuk menusuk dosennya... Dia memang cerdas tapi nggak cerdas secara emosi, IQnya tinggi tapi EQnya jongkok.
Kita harus pinter-pinter jaga emosi, emosi nggak bisa ditolak, kalo dateng nggak kulonuwun tau-tau dateng aja dan nggak nyadar kita udah emosi. Emosi nggak bisa ditolak, cuma bisa dikendalikan makanya kita perlu punya EQ juga buka hanya IQ.

Otak menurut penelitian terakhir terbagi menjadi dua, otak rasional namanya Neocortex, delapan puluh persen dari otak adalah Neocortex dan otak emosinal kita namanya Limbic System, dari sini semua emosi berasal. Limbic System hanya punya tempat dua puluh persen di otak, tapi memegang peranan yang penting. Di Limbic System emosi datang tanpa undangan atau SMS atau telpon dulu. Makanya, kalau mau ngendaliin sesuatu kita harus tau tempatnya dimana. Jadi, kalo kita emosi berarti Limbic System kita lagi kerja. Limbic System kecil-kecil cabe rawit, kalo nggak hati-hati sama dia bisa bahaya.

Ada dua skills atau keahlian yang diperlukan di kecerdasan emosional yaitu Intrapersonal Skills sama Interpersonal Skills. Interpersonal Skills yaitu keahlian manusia untuk bergaul, mengerti emosi orang lain, membaca emosi yang terjadi disekitarnya, kemampuan manusia untuk memahami orang lain dan mengerti orang lain, kalau bahasa anak mudanya kemampuan untuk nggak jadi orang yang "garing". Kalo  Intrapersonal Skills yaitu kemampuan manusia untuk mengerti dan mengendalikan emosi yang ada dalam dirinya. Kalo tadi interpersonal keluar diri, yang sekarang intrapersonal ke dalam diri sendiri. Contohnya, nggak langsung down kalo lagi ada masalah, selalu bersemangat, tekun, kalo lagi ada masalah langsung bangkit bukannya malah tenggelam dalam pikiran negatif, selalu bangkit lagi, nggak pernah nyerah kalo ada masalah, nggak pernah nyerah kalo nemuin hambatan. NGGAK PERNAH NYERAH...
AKU PASTI BISA, AKU NGGAK PERNAH MAU NYERAH...

Dikutip dari novel "5cm." Donny Dhirgantoro

1 komentar:

  1. Jadi inget, aku ada mata kuliah interpersonal skill... Tapi didalam mata kuliah tersebut ga begitu mendorong mahasiswa untuk menggali potensi atau meningkatkan skill yang dibutuhkan dalam lingkup interpersonal tersebut... Ternyata dalam tulisan yang singkat ini bisa menerangkan lebih jauh dari 6 x 90 menit yang menjenuhkan dikampus itu...

    BalasHapus